Sabtu, 13 Februari 2010

“Hukum Merayakan Valentin’s Day” ketegori Muslim.

Hukum Merayakan Valentin’s Day

Kategori Ahkam

Sabtu, 5 Februari 2005 21:11:48 WIB

HUKUM MERAYAKAN VALENTIN’S DAY

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dita : Akhir-akhir ini telah merebak perayaan valentin’s day -terutama di kalangan para pelajar putri-, padahal ini mrpk hari raya kaum Nashrani. Mereka mengenakan pakaian berwarna merah dan saling bertukar bunga berwarna merah.. Kami mohon perkenan Syaikh untuk menerangkan hukum perayaan semacam ini, dan apa saran Syaikh untuk kaum muslimin sehubungan dgn masalah-masalah seperti ini. Semoga Allah menjaga dan memelihara Syaikh.

Jawaban:
Tidak boleh merayakan valentin’s day krn sebab-sebab berikut:

Pertama.
Bahwa itu ialah hari raya bid’ah, tdk ada dasar dalam syari’at.

Kedua.
Bahwa itu akan menimbulkan kecengengan dan kecemburuan.

Ketiga.
Bahwa itu akan menyebabkan sibuk hati dgn perkara-perkara bodoh yg bertolak belakang dgn tuntunan para salaf.

Karena itu, pada hari tersebut tdk boleh ada simbol-simbol perayaan, baik berupa makanan, minuman, pakaian, saling memberi hadiah, ataupun lainnya.

Hendak setiap muslim merasa mulia dgn agama dan tdk merendahkan diri dgn menuruti setiap ajakan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kaum muslimin dari setiap fitnah, baik yg nyata maupun yg tersembunyi, dan semoga Allah senantiasa membimbing kita dgn bimbingan dan petunjukNya.

[Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin, tanggal 5/11/1420 H yanq beliau tandatangani]

HUKUM MERAYAKAN VALENTIN’S DAY

Oleh
Al-Lajnah Ad-Da’ imah lil Buhuts Al-’Ilmiyah wal Ifta’

Pertanyaan:
Al-Lajnah Ad-Da’ imah lil Buhuts Al-’Ilmiyah wal Ifta’ dita : Setiap tahunnya, pada tanggal 14 Februari, sebagian orang merayakan valentin’s day. Mereka saling betukar hadiah berupa bunga merah, mengenakan pakaian berwarna merah, saling mengucapkan selamat dan sebagian toko atau produsen permen memuntuk atau menyediakan permen-permen yg berwarna merah lengkap dgn gambar hati, bahkan sebagian toko mengiklankan produk-produk yg diuntuk khusus untuk hari tersebut. Bagaimana pendpt Syaikh tentang:

Pertama: Merayakan hari tersebut?
Kedua: Membeli produk-produk khusus tersebut pada hari itu?
Ketiga: Transaksi jual beli di toko (yg tdk ikut merayakan) yg menjual barang yg bisa dihadiahkan pada hari tersebut, kpd orang yg hendak merayakannya?
Semoga Allah membalas Syaikh dgn kebaikan.

Jawaban:
Berdasarkan dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah, para pendahulu umat sepakat menyatakan bahwa hari raya dalam Islam ha ada dua, yaitu Idul Fithri dan Idul Adha, selain itu, semua hari raya yg berkaitan dgn seseorang, kelompok, peristiwa atau lain ialah bid’ah, kaum muslimin tdk boleh melakukannya, mengakuinya, menampakkan kegembiraan krn dan membantu terselenggaranya, krn peruntukan ini mrpk peruntukan yg melanggar batas-batas Allah, sehingga dgn begitu pelaku berarti telah beruntuk aniaya terhadap diri sendiri. Jika hari raya itu mrpk simbol orang-orang kafir, maka ini mrpk dosa lainnya, krn dgn begitu berarti telah bertasyabbuh (menyerupai) mereka di samping mrpk keloyalan terhadap mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang kaum mukminin ber-tasyabbuh dgn mereka dan loyal terhadap mereka di dalam KitabNya yg mulia, dan telah diriwayatkan secara pasti dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.

“Arti : Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka.”[1]

Valentin’s day termasuk jenis yg disebutkan tadi, krn mrpk hari raya Nashrani, maka seorang muslim yg beriman kpd Allah dan Hari Akhir tdk boleh melakukannya, mengakui atau ikut mengucapkan selamat, bahkan sehrs me-ninggalkan dan menjauhi sebagai sikap taat terhadap Allah dan RasulNya serta untuk menjauhi sebab-sebab yg bisa menimbulkan kemurkaan Allah dan siksaNya. Lain dari itu, diharamkan atas setiap muslim untuk membantu penyelenggaraan hari raya tersebut dan hari raya lain yg diharamkan, baik itu berupa makanan, minuman, penjualan, pembelian, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya, krn semua ini termasuk tolong menolong dalam peruntukan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan RasulNya, sementara Allah Swt telah berfirman.

“Arti : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam beruntuk dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kpd Allah, sesungguh Allah amat berat siksaNya.” [Al-Ma’idah: 2]

Dari itu, hendak setiap muslim berpegang teguh dgn Al-Kitab dan As-Sunnah dalam semua kondisi, lebih-lebih pada saat-saat terjadi fitnah dan banyak kerusakan. Hendak pula ia benar-benar waspada agar tdk terjerumus ke dalam kese-satan orang-orang yg dimurkai, orang-orang yg sesat dan orang-orang fasik yg tdk mengharapkan kehormatan dari Allah dan tdk menghormati Islam. Dan hendak seorang muslim kembali kpd Allah dgn memohon petunjukNya dan keteguhan didalam petunjukNya. Sesungguhnya, tdk ada yg dpt memberi petunjuk selain Allah dan tdk ada yg dpt meneguhkan dalam petunjukNya selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ha Allah lah yg kuasa memberi petunjuk.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kpd Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

[Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’ imah lil Buhuts Al-’Ilmiyah wal Ifta’ (21203) tanggal 22/11/1420H]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Darul Haq]
_________
Foote Note
[1]. HR. Abu Dawud dalam Al-Libas (4031), Ahmad (5093, 5094, 5634).

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1335&bagian=0

Langsung saja pertanyaan saya Ustadz, bagaimana hukum merayakan hari Valentine dalam pandangan syariah Islam? Mohon dijelaskan hakikat dan sejarahnya. Mohon dijelaskan, terima kasih

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nurahini Hendrawati

Jawaban

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.

Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani

Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.

Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.

The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari .

Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis dari Romawi kuno.

Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.

Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.

Valentine Berasal dari Budaya Syirik.

Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.

Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid ” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.

Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.

Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka,
naudzu billahi min zalik.

Semangat valentine adalah Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.

Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.

Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?

Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.

Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Minggu, 17 Januari 2010

Keutamaan Menuntut Ilmu

Keutamaan Menuntut Ilmu

Dalam Al-Qur'an banyak sekali dalil yang tentang keutamaan menuntut ilmu ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi umat manusia sejak lahir sampai mati

"Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman yang mempunyai ilmu diantara kamu dengan beberapa derajat"(QS.Al-Mujadallah : 11)

dari ayat diatas jelaslah bahwasannya orang yang memeliki ilmu derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu, kita sebagai kaum muslimin juga tahu bahwasanya manusia diangkat sebagai kholifah dimuka bumi ini dikarena dikarenakan pengetahuannya bukan karena bentuknya ataupun asal kejadiannya

Sementara itu dalam surat lain Allah berfirma "Katakanlah :"samakah orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu" (QS, Az-Zumar : 9), jelas menyuruh manusia itu untuk berfikir apakah kira-kira manusia yang berilmu dengan manusia yang tidak berilmu itu sama

Dengan demikian jelaslah bahwa Islam sangat memuliakan orang-orang yang berilmu bahkan menganggap orang yang berilmu itu sebagai penerus Rosul, apa yang disampaikannya akan menjadi penerang jalan yang lurus, amalan orang yang berilmu sama dengan amalan jihad

Imam Al-Ghazali mengatakan : "Allah mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu, lalu menjadikan mereka kebaikan sebagai pemimpin dan pepberi petunjuk yang diikuti, petuntuk dalam kebaikan, jejek mereka mereka diikuti dan perbuatan mereka diamalkan.

Para malaikat ingin menghiasi mereka dan mengusap mereka dengan sayap-sayapnya. Setiap yang basah dan yang kering bertasbih bagi mereka dan memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan-ikan dilaut dan binatang-binatang, hewan-hewan buas dan ternak-ternak didaratan serta bintang-bintang dilangit. Karena Ilmu menghidupkan hati dan menerangi pandangan yang gelap serta menguatkan yang lemah. Dengan Ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang yang salih.





http://masharum.tripod.com/keutamaan.html

keutamaan dalam menuntut ilmu








Keutamaan Menuntut Ilmu

18-01-2008 / 17:31:47

Mengelola semua yang tersedia di dunia sebagai modal dan penolong menuju hidup abadi di akherat.


Allah Swt memberikan amanat kepada manusia menjadi khalifah. Mengelola semua yang tersedia di dunia sebagai modal dan penolong menuju hidup abadi di akherat. Sangat logis jika ada ’tugas’ pasti ada ’petunjuk’. Maka manusia wajib untuk mempelajari pentunjuk dari Allah tersebut. Dengan kata lain, mengkaji Al Qur’an dan Assunnah merupakan kewajiban disamping mencermati ayat-ayat alam di sekitar kita.

Ilmu dunia atau ilmu syar’i (baca:agama)?

Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

Seolah-olah memang ada dikotomi dalam ilmu. Tapi ingatlah bahwa sumber dari itu semua hanyalah Allah Swt. Berapa banyak orang yang sangat pandai dalam menguasai ilmu dunia kemudian menjadi ‘goyah’ keimanan-nya?Berapa banyak manusia yang asyik menggeluti bidang bisnis dan pekerjaan kemudian ‘lupa’ tugas utamanya kepada Allah Swt. Maka konsep ‘keseimbangan’ sangat perlu diperhatikan. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan secara terus menerus merupakan dasar pokok agar tidak goyah dalam kondisi apapun. Tidak peduli apakah kita berstatus ilmuwan atau orang bodoh (maaf,tidak pinter) atau orang yang kaya dan miskin atau orang yang sibuk dan tidak sibuk. Sehingga nantinya tetap bisa mencapai syurganya Allah Swt.

Sungguh sangat disayangkan jika ada seseorang memeluk Islam sebagai dien. Tetapi jauh dari ilmunya. Bagaimana seseorang bisa menjadi benar-benar mengerti kalo hanya mengandalkan ilmu seminggu sekali lewat khutbah shalat Jum’at? Atau mengandalkan pengajian-pengajian dadakan yang diadakan beberapa bulan sekali?. Atau ada yang mengatakan, saya sudah pandai saya cukup menkaji lewat membaca buku atau internet? Atau ada juga yang merasa ’saya sudah cukup ilmu’ saya sudah di majlis ilmu bertahun-tahun sehingga memutuskan ’berhenti’ tidak datang lagi.

Bahkan ada juga yang ’beranda-andai’, nanti sajalah jika sudah tua/pensiun tidak ada tanggungan apa-apa nanti akan fokus ke belajar dan mengamalkan Islam. Dan juga jikalau-jikalau yang lain.

Kenapa sih harus mempelajari ilmu?

Dalam Al Qur’an disebutkan banyak sekali tentang pentingnya ilmu. Diantaranya adalah :

1. Allah dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu menyatakan (bersaksi) bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia (Allah)” (QS.03:18)

2. Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS.39 : 09)

3. Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (QS.58 : 11)

4. Dan katakanlah : Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku” (QS.20 : 114)


Kedudukan Ilmu

1. Begitu pentingnya mengkaji ilmu dibuktikan ketika dalam kondisi perangpun harus ada sebagian yang tetap mempelajari ilmu.
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS.09:122)

2. Salah satu syarat diterimanya sebuah amal manusia adalam adanya ilmu.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS.17:36)
Kemudian disangatkan juga oleh Rasululloh SAW dalam hadistnya :

Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”

3.Perintah untuk ber-guru sangat dianjurkan walaupun harus sampai kenegeri Cina. “Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin”, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Hadits ini diri wayatkan dari jalan Abu ‘Atikah Al Bashri, dari Anas bin Malik.

Apa yang harus kita lakukan sekarang ?


1. Cerdas dalam menggunakan waktu. Merasa menyesal dengan sangat ketika waktu berlalu tanpa mempelajari ilmu.
Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?" Nabi Saw menjawab, "Majelis-majelis taklim." (HR. Ath-Thabrani)

2. Mencintai kegiatan 'menuntut ilmu'. Itu akan membuat lebih mudah faham dan ringan. Menuntut ilmu sebagai 'beban' hanya akan membuat malas atau hare-hare (bs.sunda) dalam berangkat dan duduk di majlis. Mendengarkan setengah-setengah, melihat dengan kantuk, pikiran tidak fokus dan pengin cepat kelar dan pulang. Itulah ilustrasi kalo sedang malas. Walaupun itu masih sangat lebih baik daripada orang yang tidak mau berangkat ke majlis taklim.

Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah akan memberi kefahaman kepadanya dalam masalah agama” [HR. Bukhari no.71 dan Muslim no. 1037]

Yahya bin Abu Katsir Al-Yamani berkata, “Ilmu tidak akan didapatkan dengan bersantai-santai”

Apa yang didapat manusia dalam menuntut ilmu ?

Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memasukkan orang tersebut pada salah satu jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat mengatupkan sayapanya karena ridha kepada seluruh penuntut ilmu. Penghuni langit dan bumi, sampai ikan sekalipun yang ada di dalam air memohonkan ampun untuk seorang alim. Keutamaan seorang alim dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan cahaya bulan purnama dibandingkan cahaya bintang-bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, namun mereka tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak dari warisan tersebut” [HR. Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6412]

1. Tidak ada manusia yang bersih dari dosa. Dimohonkan Ampun atas dosa-dosa yang telah lalu. Wow..bonus yang menarik bukan? (lihat diatas)

2. Dimudahkan jalan ke syurga. Kenapa? karena jalan ke syurga ditakdirkan dengan banyak rintangan, duri dan godaan. Beda banget dengan neraka yanga hanya mengenal satu kata. Yakni 'bebas', kita bebas melakukan apa saja tidak peduli maksiyat atau haram.
Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)

4. Ditinggikan derajatnya. Seperti Bulan bukan seperti bintang
Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (QS.58 : 11)
Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang 'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

5. Mendapatkan paket MLM Pahala. Dalam menuntut ilmu pasti terjadi nasehat-menasehati.
Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa sebanyak dosa orang yang mengikutinya itu tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa mereka” [Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim no. 2674]

7. Muncul rasa takut kepada Allah Swt. Salah satu bukti kefahaman terhadap ilmu yang telah diketahui adalah munculnya rasa takut. Takut bukan berarti menghindar tetapi takut untuk taat.
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama... (QS.35:28)

Kesimpulan :
Jangan pernah berhenti mempelajari ilmu. Jangan berputus asa. Jangan Tertipu (Ada dua kenikmatan yang banyak menipu manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang” )

Penulis : Yudha Yudhanto
Referensi : Catatan Kajian 13012008



sumber : www.percikaniman.org/detail_artikel.php.

Rabu, 13 Januari 2010

liburan semester


dii bumii sriwijaya hheheheh

dii candiika

hehe